Minggu, 08 April 2012

Konsultasi: Anak Tidak Fokus Belajar


T: Brain Optimax, saya memiliki satu anak berumur 11 tahun, di sekolah dia sering sekali mengantuk, tidak fokus belajar,  gurunya juga melaporkan bahwa di sekolah dia sering mengganggu teman-temannya. Padahal sebelumnya masalah ini tidak pernah ada sebelumnya. Saya pernah membaca artikel Anda bahwa gelombang otak bisa berkaitan dengan masalah tertentu, apakah masalah anak saya ada hubungannya juga dengan gelombang otak? Bila iya, seperti apa solusinya? Terima kasih.

J:
Halo, permasalahan anak yang sering mengantuk, tidak fokus belajar dan sering mengganggu teman-temannya dapat disebabkan oleh berbagai faktor misalnya nutrisi yang kurang seimbang, adaptasi dengan situasi yang baru, faktor lingkungan dan lainnya. Sebelumnya, ibu juga menyatakan bahwa masalah ini belum pernah terjadi. Berarti ada hal atau peristiwa yang mencetuskan masalah ini. Coba untuk telusuri satu per satu mulai dari makanannya, teman-temannya, gurunya atau lingkungan di sekolahnya saat ini yang kira-kira menyebabkan anak ibu kurang fokus. Komunikasikan kehawatiran anda kepada anak anda dan tanyakan hambatan apa yang ditemuinya di sekolahnya sehingga anda dapat mengetahui penyebabnya utamanya dan menemukan solusi yang lebih sesuai untuk anak anda.

Menurut penelitian, pola gelombang otak tertentu secara signifikan berkaitan dengan masalah tertentu pula. Biasanya apabila anak terlihat mengantuk, gelombang lambatnya cenderung tinggi. Hal ini yang menyebabkan anak kurang fokus belajar. Tetapi seperti yang telah saya katakan sebelumnya faktor yang menyebabkannya bisa bermacam-macam bisa dari nutrisi, emosi maupun lingkungan yang jadinya meningkatkan gelombang lambatnya. Misalnya, nutrisi yang kurang seimbang akan menyebabkan kekurangfokusan dalam pelajaran, mood yang sering berubah menurunkan minat belajar dan mudah terganggu dengan dlingkungannya. Oleh karena itu, kami di Brain Optimax juga melakukan pemeriksaan otak secara lengkap melalui Quantitative Brain Mapping (Q-BrainMap). 

Q-BrainMap dilakukan dengan menempelkan elektroda di kulit kepala untuk membaca gelombang otak. Tapi tenang saja, elektroda yang ditempelkan tidaklah menyakitkan dan tidak memasukkan apa pun ke dalam kepala. Sama halnya dengan stetoskop yang hanya ditempelkan ke dada untuk membaca detak jantung, maka elektroda hanya ditempelkan saja untuk membaca gelombang otak. Melalui Q-BrainMap, kami dapat mengetahui penyebab yang lebih spesifik dari gejala yang dialami anak ibu. Setelah diketahui penyebab utamanya melalui Q-BrainMap, maka akan lebih mudah ditemukan solusi yang tepat untuk membantu anak anda fokus dalam belajar.

Salah satu solusi yang dapat ditawarkan Brain Optimax untuk membantu anak Anda adalah EEG (Electroencephalography) dan HEG (Hemoencephalography) Biofeedback. Metode Biofeedback ini pada dasarnya adalah proses pembelajaran. Sensor akan dipasangkan di kepala klien dan kemudian klien diajarkan untuk  melakukan pengaturan terhadap sistem fisiologis dan syarafnya sendiri melalui ‘umpan balik’ yang ditampilkan EEG dan HEG. EEG akan memberi sinyal mengenai gelombang otak, sedangkan HEG (Hemoencephalography) memberi sinyal mengenai aliran darah beroksigen di otak depan. Klien cukup duduk dengan tenang sambil memperhatikan umpan balik yang ditampilkan dalam bentuk animasi atau suara. Ketika gelombang otak atau aliran darah beroksigen di otak depan bergerak pada arah yang diharapkan, maka animasi atau suara akan muncul. Namun sebaliknya, ketika gelombang otak bergerak pada arah yang tidak diharapkan maka animasi atau suara akan berhenti. Umpan balik ini merupakan sinyal bagi otak untuk menyeimbangkan ‘dirinya sendiri’.

Bila proses pelatihan ini dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan, maka otak akan membentuk sambungan syaraf baru dan gelombang otak yang lebih optimal. Pelatihan ini sudah terbukti secara ilmiah maupun pengalaman klinis kami untuk meningkatkan konsentrasi dan kemampuan belajar. Jadi, bila ibu tertarik, ibu bisa langsung datang berkonsultasi ke Brain Optimax.

Semoga penjelasan dari kami bisa bermanfaat.

Salam,
Tim Klinis Brain Optimax
Kelapa Gading Square Miami Bay M.38
Telp: (021)-4587 0229/9474-7614

Konsultasi: Pikun pada Lansia


T: Hallo Brain Optimax, saya memiliki seorang ibu berumur 60 tahun. Namun, akhir-akhir ini saya mulai khawatir karena dia sering sekali lupa meletakkan barang-barang miliknya dan apa yang ingin dia bicarakan terkadang sulit untuk diucapkan. Pertanyaan saya, apakah kira-kira penyebabnya? Adakah cara untuk mengatasinya?

J: 
Daya ingat yang mulai berkurang atau sering disebut sebagai ‘pikun’ pada orang yang sudah memasuki usia 60 tahunan sebenarnya adalah sesuatu yang lumrah. Hal ini karena ketika seseorang sudah memasuki usia lansia, koneksi syaraf di otaknya sudah mulai berkurang dan akhirnya berpengaruh pula pada kemampuan berpikirnya, khususnya daya ingat. Namun kita memang perlu mencermati sejauh mana penurunan daya ingat ibu Anda berpengaruh pada kehidupannya sehari-hari. Karena apabila memang sudah sangat mengganggu fungsinya sehari-hari,  maka bisa saja gejala ‘kepikunan’ yang dialami ibu Anda sudah bisa dikategorikan sebagai masalah yang bersifat klinis.
Berdasarkan pendekatan Neuro-psikofisiologis, masalah kepikunan berkaitan dengan fungsi sel syaraf yang sudah menurun pada mereka yang sudah lanjut usia. Hal ini yang akhirnya berpengaruh pada kecepatan dan efisiensi pengolahan informasi mereka. Kami di Brain Optimax biasanya melakukan pengecekan melalui Quantitative Brain Mapping (Q-BrainMap) untuk mengetahui ada tidaknya pola gelombang otak yang berkaitan dengan kepikunan yang ibu Anda alami. Untuk menegakkan diagnosa yang lebih tepat, biasanya kami juga perlu melakukan beberapa tes dan observasi lainnya. Apabila Anda datang ke neurolog (dokter ahli syaraf), mereka biasanya juga akan melakukan pemeriksaan melalui pemindaian otak, untuk melihat ada tidaknya area pada otak ibu Anda yang berubah secara struktural dibandingkan orang pada umumnya.
Di pertanyaan Anda, saya kurang dapat menangkap sejak kapan pastinya ibu Anda mengalami gejala yang Anda sebutkan. Atau bagaimana proses gejala kepikunan yang terjadi, misalnya apakah  pada awalnya hanya hal-hal kecil namun kemudian sampai hal-hal mendasar sehari-hari seperti lupa nama sendiri atau lupa mengenai waktu saat ini, hari apa, jam berapa, dan lainnya. Kami memerlukan informasi yang lebih lengkap mengenai hal ini karena akan membantu dalam diagnosa dan penanganannya.
Apabila melihat gejala hanya dari apa yang  Anda sebutkan, saya masih melihat bahwa gejala ibu Anda masih dalam taraf normal untuk orang sesusianya. Untuk membantunya mengatasi masalah yang ibu Anda alami, hal-hal kecil sehari-hari bisa dilakukan. Sebagai contoh, agar beliau tidak lupa meletakkan barang-barang, doronglah ia untuk membuat catatan kecil di sekitar ruangan rumahnya yang berisi tulisan mengenai misalnya , ‘lemari A, isinya: a, b, c, d..”. Atau misalnya, ‘Letakkan kacamata pada laci di sebelah tempat tidur’. Dengan sering membaca hal ini, maka diharapkan ibu Anda akan lebih disiplin meletakkan barang pada tempatnya dan tidak lupa menaruhnya. Apabila ia sudah terlalu sulit untuk membaca misalnya, Anda bisa meminta bantuan orang yang tinggal serumah dengan ibu Anda untuk membantunya mengingatkan atau menyimpankan barang-barangnya. Untuk masalah ‘lupa’ tenyang yang ingin dibicarakan, biasanya  disebabkan oleh kecepatan pengolahan informasi yang sudah berkurang. Hal yang perlu dilakukan  cukup beri beliau waktu untuk mengingatnya dan tidak perlu paksa beliau untuk langsung mengingatnya. Biasanya setelah beberapa lama, beliau akan bisa mengingatnya sendiri.
Latihan mental yang berkesinambungan juga dibutuhkan untuk membantu otak ibu Anda tetap tajam. Di Brain Optimax sendiri,  kami biasanya memberikan rangsangan bagi sel-sel syaraf di otak dengan memberikan pelatihan gelombang otak. Pelatihan ini bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas pengolahan informasi otak para klien. Untuk latihan mental sehari-hari,  dorong ibu Anda misalnya untuk mengerjakan teka-teki silang atau rajin membaca informasi apa pun yang bermanfaat. Namun bila ibu Anda mengalami kendala dalam hal membaca, maka dengan sering mengajak beliau mengobrol serta mengizinkan ia tetap aktif melakukan hal yang disukainya, seperti memasak, menjahit, dan lainnya juga akan membantu. Ajak pula ia untuk rajin berolahraga, karena aktivitas fisik yang bermanfaat juga akan membantu merangsang otaknya agar tetap aktif. Selain itu, dorong pula ia untuk selalu mengonsumsi makanan yang sehat dengan banyak sayuran dan buah-buahan serta lengkapi pula dengan suplemen yang tepat. Kebutuhan suplemen dan nutrisi setiap orang sebenarnya berbeda-beda. Karena itu, untuk mengetahui suplemen dan makanan apa yang lebih cocok bagi ibu Anda, Anda bisa langsung berkonsultasi pada ahli gizi atau dokter keluarga Anda.

Salam untuk keluarga di rumah,
Tim Klinis Brain Optimax
Kelapa Gading Square Miami Bay M.38
Telp: (021)-4587 0229/9474-7614

Si Kecil Sangat Aktif, Normal atau Tidak?
Oleh: Ratih Arruum Listiyandini, M.Psi, Psi.
Psikolog Klinis-Neuroterapis dari Brain Optimax


Beberapa ibu bertanya pada saya. Beliau bertanya, apakah normal bila anaknya sangat aktif dan tidak bisa diam. Ia merasa cemas, apakah anaknya normal atau tidak. Topik mengenai perkembangan anak yang sangat aktif ini seringkali ditanyakan kepada kami sebagai psikolog. Oleh karena itu, kali ini saya akan coba menjelaskannya dalam tulisan ini.

Sebenarnya seorang anak yang aktif adalah hal yang wajar, karena anak-anak biasanya memang spontan dan senang mengeksplorasi dunia sekelilingnya. Ada rentang usia dimana anak akan lebih aktif dibandingkan pada tahan perkembangan lainnya. Contohnya, anak-anak yang berusia dua hingga lima tahun tentunya lebih aktif dibandingkan pada usia selanjutnya. Pada usia-usia ini anak-anak sedang senang-senangnya mengeksplorasi dunia di sekelilingnya. Maka yang kita perlu lakukan sebagai orangtua adalah cukup mengarahkan ia pada aktivitas yang positif dan tidak merusak. Kita sebagai orangtua juga harus memperhatikan sejauh mana tingkat aktivitas anak masih dalam hal yang positif atau sudah dapat dikatakan cukup mengganggu.

Biasanya memang ketika anak mulai bersekolah, kita bisa melihat dan membandingkan seperti apa tingkat aktivitas anak kita dibandingkan teman-teman seusianya. Apabila teman-teman seusianya sudah bisa diarahkan gurunya untuk duduk tenang dan mau mengikuti instruksi guru, sedangkan anak misalnya justru tidak mau mendengar gurunya,  mengganggu teman-teman satu kelasnya, atau bahkan melakukan ulah yang membuat suasana kelas menjadi tidak tenang, Anda memang sudah saatnya perlu memberi perhatian terhadap perilaku anak Anda.

Alasan seorang anak menjadi sangat aktif dan sulit diatur sebenarnya ada banyak. Beberapa diantaranya misalnya, bisa saja untuk sekedar mencari perhatian. Untuk mengetahui bahwa hal ini yang memang menjadi alasannya,Anda perlu mengamati lebih lanjut apakah ada perbedaan perilaku aktif ketika ada yang memperhatikan dan ketika tidak ada yang memperhatikan. Bila misalnya Anda mengamati bahwa ia biasanya akan bisa langsung diam ketika diperingatkan oleh guru atau Anda sendiri sebagai orangtuanya, maka ada indikasi bahwa perilaku aktifnya memang sekedar mencari perhatian. Kemungkinan lain, pada anak-anak tertentu dengan kecerdasan tinggi mereka sering merasa bosan dengan pelajaran yang diberikan karena kurang menantang. Oleh karena itu, perilaku aktif biasanya dilakukan untuk  mengatasi kejenuhan yang dialaminya. Bisa juga, aktivitas yang cenderung tinggi disebabkan oleh sistem metabolisme tubuh yang mendorongnya terus menerus aktif. Alasan lain adalah ada kemungkinan juga hiperaktivitas yang dimiliki anak memang sudah masuk gangguan klinis sehingga membutuhkan terapi tertentu.

Untuk menyatakan atau menegakkan diagnosa yang tepat dari perilaku anak Anda, kita memang perlu membutuhkan observasi lebih lanjut yang biasanya dilakukan oleh ahli. Bila Anda  merasa bahwa perilaku anak Anda memang sudah sangat mengganggu, bahkan bagi orang lain di sekitarnya, maka tampaknya Anda memang perlu mendatangi professional yang memiliki keahlian di bidang ilmu perilaku, bisa psikolog atau psikiater. Para psikolog maupun psikiater akan melakukan observasi dan pemeriksaan lebih lengkap untuk kemudian memberi saran dan rekomendasi yang lebih tepat.

Kami di Brain Optimax menyebut pendekatan yang kami gunakan sebagai Neuro-psikofisiologis, suatu pendekatan yang bersumber dari pengetahuan mengenai ilmu psikologi, ilmu tentang bagaimana cara otak bekerja,dan ilmu mengenai sistem tubuh bekerja. Berdasarkan pendekatan Neuro-psikofisiologi ini, hiperaktivitas  bisa disebabkan oleh pola gelombang otak tertentu atau sistem metabolisme tubuh.  Oleh karena itu, selain melalui observasi perilaku anak dan wawancara pada orangtua, biasanya Brain Optimax juga melakukan Quantitative BrainMapping (Q-BrainMap) untuk mengetahui pola-pola gelombang otak pada klien. Melalui Q-BrainMap saya bisa menjelaskan lebih dalam apakah hiperaktivitas anak ada hubungannya dengan pola gelombang otak tertentu atau tidak. Bila memang ditemukan pola tertentu yang berkaitan, maka Brain Optimax akan  menambahkan pelatihan gelombang otak yang disebut sebagai EEG-Biofeedback sebagai solusi dari hiperaktivitas yang ada. Pelatihan ini sudah teruji secara ilmiah dapat membantu anak dengan gejala kurang perhatian, impulsif (bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu), dan hiperaktif. Ada berbagai riset dalam jurnal ilmiah mengenai pelatihan EEG-Biofeedback yang bisa Anda buktikan dan cari sendiri melalui jaringan internet. Selain itu, bila anak Anda sangat aktif perlu juga mengarahkannya pada aktivitas fisik positif yang mampu mengeluarkan energinya yang berlebih, yaitu misalnya melalui olahraga. {}

Sumber:
Hughes, J.R., and John, E.R. (1999). Conventional and Quantitative electroencephalography in psychiatry. The Journal of Neuropsychiatry and Clinical Neurosciences, 11, hal.190-206Papalia, Olds, and Feldman. (2007). Human Development. New York: McGraw Hill
Thompson, M., and Thompson, L. (2006). Improving attention in adults and children: Differing electroencephalographic profiles and implications for training, Biofeedback, 34, 99-105