Kamis, 17 November 2011

Exploring Your Brain is Exploring Your Self


             
Otak Anda adalah diri Anda. Pernyataan ini mungkin cukup kontroversial bila diucapkan pada jaman dahulu. Namun dengan berkembangnya teknologi pemindaian otak yang ada saat ini, saya bisa yakin menyatakan bahwa otak merupakan pusat kendali terhadap berbagai aspek dalam kehidupan Anda.
Daniel Amen, MD dalam bukunya Change Your Brain Change Your Life menyatakan bahwa otak merupakan hardware dari jiwa Anda.  Anda tidak dapat menjadi orang yang sangat Anda dambakan apabila otak tidak bekerja dengan benar. Cara kerja otak menentukan tingkat kebahagiaan, efektivitas perasaan Anda, serta kualitas interaksi Anda dengan orang lain. Otak pun menjadi latar belakang kegembiraan dan kesedihan Anda. Apabila otak Anda tidak bekerja dengan baik, demikian pula dengan Anda. Ketika cemas, depresi, obsesif-kompulsif, lekas marah, sulit berkonsentrasi, mungkin Anda berpikir bahwa masalah tersebut merupakan sepenuhnya bersifat psikologis. Ditemukannya teknologi untuk memindai aktifitas otak seperti menggunakan EEG, SPECT, atau, fMRI merupakan hal yang menggembirakan karena ternyata terbukti bahwa masalah klinis yang terjadi, misalnya kecenderungan untuk depresi, cemas, sulit memusatkan perhatian, sifat obsesif, dan kekerasan ternyata berkaitan dengan pola otak. Sebagai contoh, pada pasien dengan depresi klinis ditemukan adanya aktivitas yang signifikan lebih tinggi pada area otak yang disebut sistem limbik dalam (Amen, 1994). Contoh lain adalah pada kasus Attention Deficit Disorder (ADD) ditemukan adanya pola aktivitas gelombang lambat yang lebih intens dibandingkan dengan populasi normal (Thompson & Thompson, 2006).

 Bukti  fisik mengenai fenomena yang semula dinilai murni “psikologis” ini telah mengubah cara pandang saya dalam menangani klien. Saya sendiri saat ini di tempat praktik melakukan Q-EEG, yaitu sebuah metode untuk memindai pola aktivitas gelombang otak yang dapat menggambarkan pola perilaku, emosi, hingga potensi intelektual dan kognitif (saya akan membahas secara khusus tentang ini di tulisan selanjutnya). Kini, saya bisa memperlihatkan bukti fisik adanya ‘gangguan’ pola aktivitas otak kepada klien dan keluarganya, kemudian membantu mereka untuk lebih menerima dan mematuhi terapi. Ada lebih banyak informasi untuk memutuskan terapi yang lebih efektif untuk kasus yang lebih rumit daripada sebelumnya. Kami menggunakan hasil riset ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa penyalahgunaan obat, cedera kepala, dan bahkan “pikiran negatif’ dapat berdampak pada otak dan akhirnya berdampak pula pada perilaku seseorang.
Selain ingin mengabarkan bahwa masalah psikologis ternyata berkaitan dengan fisiologi otak, saya juga ingin mengabarkan hal lain yang merupakan kabar baik bagi Anda, yaitu kami memiliki bukti bahwa Anda dapat mengubah fisiologi itu. Anda dapat memperbaiki penyebab banyak masalah yang bersumber dari otak.  Berdasarkan pengalaman klinis dan referensi yang saya baca, fungsi otak bisa dioptimalkan  melalui penggunaan obat, nutrisi, dan latihan psikologis sesuai sasaran. Di tulisan selanjutnya, saya akan banyak membahas secara spesifik mengenai kaitan otak dan perilaku serta bagaimana untuk membantu otak Anda menjadi lebih optimal. Sebagai seorang praktisi klinis yang bergerak pada optimalisasi fungsi otak, saya percaya dan telah membuktikan bahwa meningkatkan fungsi otak akan turut meningkatkan potensi seseorang untuk sukses dalam setiap bidang kehidupan.

Referensi:
Amen, D.G., (1994)  “New directions in the theory, diagnosis, and treatment of mental disorders: The use of SPECT imaging in everyday clinical practice”, The Neuropsychology of Mental Disorders.
Thompson, M. and Thompson, L. (2006). Improving attention in adults and children: Differing electroencephalographic profiles and implications for training. Biofeedback, 34, 99-105.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar