Otak Anda adalah diri Anda. Pernyataan ini mungkin cukup kontroversial bila diucapkan pada jaman dahulu. Namun dengan berkembangnya teknologi pemindaian otak yang ada saat ini, saya bisa yakin menyatakan bahwa otak merupakan pusat kendali terhadap berbagai aspek dalam kehidupan Anda.
Daniel Amen, MD dalam bukunya Change Your Brain Change Your Life
menyatakan bahwa otak merupakan hardware
dari jiwa Anda. Anda tidak dapat menjadi
orang yang sangat Anda dambakan apabila otak tidak bekerja dengan benar. Cara
kerja otak menentukan tingkat kebahagiaan, efektivitas perasaan Anda, serta
kualitas interaksi Anda dengan orang lain. Otak pun menjadi latar belakang
kegembiraan dan kesedihan Anda. Apabila otak Anda tidak bekerja dengan baik,
demikian pula dengan Anda. Ketika cemas, depresi, obsesif-kompulsif, lekas
marah, sulit berkonsentrasi, mungkin Anda berpikir bahwa masalah tersebut
merupakan sepenuhnya bersifat psikologis. Ditemukannya teknologi untuk memindai
aktifitas otak seperti menggunakan EEG, SPECT, atau, fMRI merupakan hal yang
menggembirakan karena ternyata terbukti bahwa masalah klinis yang terjadi,
misalnya kecenderungan untuk depresi, cemas, sulit memusatkan perhatian, sifat
obsesif, dan kekerasan ternyata berkaitan dengan pola otak. Sebagai contoh,
pada pasien dengan depresi klinis ditemukan adanya aktivitas yang signifikan
lebih tinggi pada area otak yang disebut sistem limbik dalam (Amen, 1994).
Contoh lain adalah pada kasus Attention
Deficit Disorder (ADD) ditemukan adanya pola aktivitas gelombang lambat
yang lebih intens dibandingkan dengan populasi normal (Thompson & Thompson,
2006).
Bukti
fisik mengenai fenomena yang semula dinilai murni “psikologis” ini telah
mengubah cara pandang saya dalam menangani klien. Saya sendiri saat ini di
tempat praktik melakukan Q-EEG, yaitu sebuah metode untuk memindai pola
aktivitas gelombang otak yang dapat menggambarkan pola perilaku, emosi, hingga
potensi intelektual dan kognitif (saya akan membahas secara khusus tentang ini
di tulisan selanjutnya). Kini, saya bisa memperlihatkan bukti fisik adanya
‘gangguan’ pola aktivitas otak kepada klien dan keluarganya, kemudian membantu
mereka untuk lebih menerima dan mematuhi terapi. Ada lebih banyak informasi
untuk memutuskan terapi yang lebih efektif untuk kasus yang lebih rumit
daripada sebelumnya. Kami menggunakan hasil riset ini untuk memberikan edukasi
kepada masyarakat bahwa penyalahgunaan obat, cedera kepala, dan bahkan “pikiran
negatif’ dapat berdampak pada otak dan akhirnya berdampak pula pada perilaku
seseorang.
Selain ingin mengabarkan bahwa masalah psikologis ternyata berkaitan
dengan fisiologi otak, saya juga ingin mengabarkan hal lain yang merupakan
kabar baik bagi Anda, yaitu kami memiliki bukti bahwa Anda dapat mengubah
fisiologi itu. Anda dapat memperbaiki penyebab banyak masalah yang bersumber
dari otak. Berdasarkan pengalaman klinis
dan referensi yang saya baca, fungsi otak bisa dioptimalkan melalui penggunaan obat, nutrisi, dan latihan
psikologis sesuai sasaran. Di tulisan selanjutnya, saya akan banyak membahas
secara spesifik mengenai kaitan otak dan perilaku serta bagaimana untuk
membantu otak Anda menjadi lebih optimal. Sebagai seorang praktisi klinis yang
bergerak pada optimalisasi fungsi otak, saya percaya dan telah membuktikan bahwa
meningkatkan fungsi otak akan turut meningkatkan potensi seseorang untuk sukses
dalam setiap bidang kehidupan.
Referensi:
Amen, D.G.,
(1994) “New directions in the theory, diagnosis,
and treatment of mental disorders: The use of SPECT imaging in everyday
clinical practice”, The Neuropsychology
of Mental Disorders.
Thompson, M. and Thompson, L. (2006). Improving
attention in adults and children: Differing electroencephalographic profiles
and implications for training. Biofeedback,
34, 99-105.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar